Rabu, 26 April 2017

laporan HPLC


LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
 PERCOBAAN HPLC
OLEH :
FARMASI B
NAMA : RESKI AMELIA HUSAIN
ANGKATAN 2015
LABORATORIUM KIMIA ANALISA 
JURUSAN FARMASI 
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
 UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung didalamnya. Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran. Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya, misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair, atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian. Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.

B.       Maksud dan tujuan
1.      Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami mettode analisis dengan menggunakan KCKT
2.      Tujuan percobaan
a.       Memahapi cara insttrumen HPLC untuk analisis kuantitatif
b.      Dapat melakukan preparasi dengan tpat dan akurat , serta dapat mengikuti manual pengoprasian HPLC
c.       Dapat menentukan/menghitung kadar senyawa dalam sampel
C.     Prinsip Percobaan
Pinsip percobaan ini adalah analisis senyawa dari sample berdasarkan tingkat kepolaran yang terdistribusikan pada fase diam dan fase gerak.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori Umum

           Kromatografi adalah metode suatu proses fisik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran senyawa kimia. Dalam kromatografi, campuran tersebut dibuat sebagi zona yang sempit (kecil) pada salah satu ujung media porus seperti adsorben, yang disebut alas atau landasan kromatografi. Zona campuran kemudian digerakan dengan larutan suatu cairan atau gas yang bergerak sebagai pembawa, melaui media porus tersebut, yang berupa partikel-partikel yang ”diam“ (tidak bergerak, statisiones). Sehingga akibatnya masing-masing komponen dari campuran tersebut akan terbagi (terdistribusi) secara tidak merata antara alas yang “diam” dan cairan atau gas yang membawanya. Akibat selanjutnya, masing-masing komponen akan bergerak (bermigrasi) pada kecepatan yang berbeda (differential migration) dan dengan demikian, akan sampai pada ujung lain dari alas tersebut pada waktu yang berlainan, dan dengan demikian terjadilah pemisahan diantara komponen-komponen yang ada. (Bahti, Husein H. 2011: 4).
           Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas, yang merupaka metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk proses pemisahan. Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas (Acun, dkk, 2010:205).
Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-komponen campuran yang berdasarkan distribusi diferensial dari komponen-komponen sampel diantara dua fasa, yaitu fasa gerak dan fasa diam. Salah satu teknik kromatografi yang dimana fasa gerak dan fasa diamnya menggunakan zat cair adalah HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau didalam bahasa Indonesia disebut KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area standar. Pada prakteknya, metode pembandingan area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya melibatkan suatu konsentrasi standar. Oleh karena itu, dilakukan dengan  menggunakan teknik kurva kalibrasi. (Wiji, dkk. 2010 : 17).
HPLC yang modern telah mucul akibat pertemuan dari kebutuhan, keinginan manusia untuk meminimalis pekerjaan, kemampuan teknologi, dan teori untuk memandu pengembangan pada jalur yang rasional. Jelas sebelum era peralatan yang modern bahwa LC (Liquid Chromatography) memiliki kekuatan pemisahan yang sangat ampuh, bahkan untuk komponen-komponen yang berhubungan sangat erat. LC harus ditingkatkan kecepatannya, diotomasasi, dan harus disesuaikan dengan sampel-sampel yang lebih kecil, waktu elusi yang beberapa jam (Underwood, Day. 2002 : 553).
HPLC berbeda dari kromatografi kolom cairan konvensional dalam hal digunakan bahan pengisi kolom berupa partikel yang sangat kecil berukuran sampai 3-5 μm (1μm = 10-6 m). Sehingga mengharuskan digunakannya tekanan tinggi sampai 20.000 Kpa (  200 atmosfir) untuk mengalirkan fasa gerak melalui kolom tersebut.
Ternyata, penggunaan bahan pengisi kolom yang lebih kecil ini bukan saja  telah memperbaiki kecepatan analisis, tapi (dari ini yang lebih penting) ialah telah menghasilkan suatu teknik dengan daya pisah yang tinggi. HPLC mempunyai kelemahan- kelemahan yang diantaranya, peralatannya lebih rumit, tidak murah, dan perlu pengalaman. Untuk beberapa jenis zat, metode ini kurang sensitif. Selain itu sampel disyaratkan harus stabil dalam larutan. 


Berdasarkan kepolaran fasa geraknya, HPLC dibagi menjadi 2 macam yaitu :
Fase Normal HPLC
HPLC jenis ini secara esensial sama dengan kromatografi kolom. Meskipun disebut normal, ini bukan bentuk biasa dari HPLC. Kolom ini diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut nonpolar seperti heksan sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4,6 mm (dan kemungkinan kurang dari nilai ini) dengan panjang 120 nm-250 nm. Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding dengan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom. Apabila pasangan fasa diam lebih polar daripada fasa geraknya maka sistem ini disebut HPLC fase normal.
Fase Balik HPLC
Pada HPLC jenis ini, ukuran kolomnya sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan hidrokarbon dengna rantai panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Dalam kasus ini, akan terdapat interaksi yang kuat antara pelarut polar dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Interaksi yang terjadi tidak sekuat interaksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika (fasa diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu molekul-molekul polar akan lebih cepat bergerak melalui kolom(Underwood, Day. 2002 : 556-558).

              Prinsip dasar dari HPLC, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan setiap komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif). Analisa kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia dari analat dalam suatu sample. Sedangkan analisa kuantitaif untuk mengetahui jumlah dan konsentrasi analat tersebut dalam sample (Riyadi, 2009:302).
B.     Uraian Bahan
1.      Aquades                   (Dirjen POM.1979:96)
Nama Resmi             : AQUA  DESTILLATA
Nama Lain               : Air suling, Air destilasi, Aqua depurate
Rumus Molekul        :  H2O
Rumus Struktur        : H—O—H
Berat Molekul          : 18,02
Pemerian                  : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak                                                                                          mempunyai rasa    
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                 : Sebagai blanko

2.      Methanol                  (Ditjen POM edisi III 1979 : 706)
Nama Resmi             : METANOL
Nama lain                : Metanol
Rumus molekul        :


Berat molekul           : 34,00
Rumus Struktur       : CH3-OH
Pemerian                  : Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
Kelarutan            : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup
Kegunaan                  : Sebagai pereaksi

3.      Parasetamol                (Dirjen POM, 1979).
Nama resmi                 : ACETAMINOPHENUM
Nama lain                    : Acetamiofen,parasetamol
Berat molekul               : 151,16
Rumus molekul             : C8H9NO2
Rumus struktur            :     


Kelarutan                     :Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%),dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian gliserol dan  dalam 9 bagian propilenglikol; larut dalam larutan alkali hidroksida
Pemerian                        :Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Penyimpanan                 :Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan                       : sebagai sampel












BAB III
METODE KERJA
A.           Alat dan bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah gelas kimia,gelas ukur, kertas perkamen, perangkat HPLC, pipet tetes, sendok tanduk,timbangan analitik,dan spoit.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah aquades,methanol dan paracetamol.

B.            Prosedur kerja
1.      Pembuatan larutan sampel
a.       Disiapkan alat dan bahan
b.      Ditimbang paracetamol sebanyak 5 mg
c.       Dilarutkan menggunakan alkohol sebanyak 10 ml
d.      Diambil larutan paracetamol menggunakan spoit secukupnya
2.      Penyiapan instrument KCKT
a.       Dikondisikan instrument KCKT dengan fase gerak dengan system elusi gradien dengan kondisi
Kolom                            : C-18 (12,5 cm)
Panjang gelombang       : 254 nm
Laju air                          : 0,75 ml/menit
Volume injeksi               : 20 l
b.      Dipastikan kabel penghubung listrik telah tersambung dengan benar
c.       Ditekan tombol “ON” pada saklar listrik
d.      Diisi botol fase gerak dengan volume yang memadai dan dikosongkan botol penampung
e.       Ditekan tombol “ON” pada alat berturut-turut untuk power, detector, dan pompa
f.       Dilakukan pemprograman alat untuk computer diikuti langkahnya sesuai instruksi dari computer
g.      Dipilih mode yang akan digunakan sesuai parameter kondisi instrumen
h.      Apabila kromatogram telah menunjukkan base line yang mendatar maka instrumen siap digunakan
i.        Diinjeksikan berturut-turut larutan standar (dimulai dari konsentrasi terendah) dan terakhir larutan sampel
j.        Dicetak hasil pengukuran dicatat kondisi percobaan
k.      Setelah selesai digunakan dimatikan pompa dengan menyoroti tanda pompa dalam computer
l.        Ditutup file sesuai petunjuk lalu dimatikan computer
m.    Untuk mematikan ditekan tombol ”OFF” pada pompa, detector, dan power secara berurutan diputuskan sambungan listrik








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Tabel Pengamatan



























B.       Pembahasan
           Kromatografi adalah metode suatu proses fisik yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari suatu campuran senyawa kimia. Dalam kromatografi, campuran tersebut dibuat sebagi zona yang sempit (kecil) pada salah satu ujung media porus seperti adsorben, yang disebut alas atau landasan kromatografi. Zona campuran kemudian digerakan dengan larutan suatu cairan atau gas yang bergerak sebagai pembawa, melaui media porus tersebut, yang berupa partikel-partikel yang ”diam“ (tidak bergerak, statisiones). Sehingga akibatnya masing-masing komponen dari campuran tersebut akan terbagi (terdistribusi) secara tidak merata antara alas yang “diam” dan cairan atau gas yang membawanya. Akibat selanjutnya, masing-masing komponen akan bergerak (bermigrasi) pada kecepatan yang berbeda (differential migration) dan dengan demikian, akan sampai pada ujung lain dari alas tersebut pada waktu yang berlainan, dan dengan demikian terjadilah pemisahan diantara komponen-komponen yang ada. (Bahti, Husein H. 2011: 4).
           Pada percobaan kali ini yang akan dilakukan adalah penentuan kadar paracetamol dalam sampel dengan metode HPLC.Paracetamol dalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus kromator yang menyebakan senyawa ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik senyawa ini memungkinkan analisis dengan terkhnik HPLC menggunakan kolom non polar seperti C-18 dan fasa gerak polar seperti air dan methanol (Naid,T.dkk,2011:75)
           Adapun alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah gelas kimia,gelas ukur, kertas perkamen, perangkat HPLC, pipet tetes, sendok tanduk,timbangan analitik,dan spoit sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah aquades,methanol dan paracetamol.
           Cara kerja  pada percobaan ini dimulai dengan pembuatan sampel pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan  ditimbang paracetamol sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 10 ml alkohol (methanol) dan diambil larutan paracetamol menggunakan spoit secukupnya untuk proses penyiapan innstrumen HPLC dimulai dengan dikondisikannya instrument HPLC dengan fase gerak dipastikan kabel penghubung listrik terlah tersembung dengan benar,ditekan tombol “ON” pada alat berturut-turut untuk power, detektor, dan pompa dilakukan pemprograman alat dengan computer Dilakukan pemprograman alat untuk computer diikuti langkahnya sesuai instruksi dari computer , Dipilih mode yang akan digunakan sesuai parameter kondisi instrument, Apabila kromatogram telah menunjukkan base line yang mendatar maka instrumen siap digunakan, Diinjeksikan berturut-turut larutan standar (dimulai dari konsentrasi terendah) dan terakhir larutan sampel, Dicetak hasil pengukuran dicatat kondisi percobaan, Setelah selesai digunakan dimatikan pompa dengan menyoroti tanda pompa dalam computer, Ditutup file sesuai petunjuk lalu dimatikan computer, Untuk mematikan ditekan tombol ”OFF” pada pompa, detector, dan power secara berurutan diputuskan sambungan listrik.
           Hasil yang diperoleh dari praktikum ini ialah kadar atau nilai paracetamol yang tertinggi pada waktu 02.29 menit degan kuantitas 28,69 % area, ketinggian 0,3 mau,area 0,1 mAU min dan % areasebesar 28,695 % didapat X= 27,696 sedangkan Cs hanya 2 %
           Alasan perlakuan pada percobaan ini yaitu digunakan aquades dan methanol dimana kedua larutan ini memiliki sifat viskositas yang rendah, merupakan cairan jernih, murni, dan dapat melarutkan cuplikan dimana pada syarat eluen untuk HPLC harus pelarut yang baik yang baik untuk cuplikan murni, jerni, tidak kental dan sesuai dengan detektor . Digunakan  sampel paracetamol karna paracetamol adalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus kromator yang menyebakan senyawa ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik senyawa ini memungkinkan analisis dengan terkhnik HPLC menggunakan kolom non polar seperti C-18 dan fasa gerak polar seperti air dan methanol karena paracetamol sangat mudah lart dalam alkohol hal ini sesuai  literature yaitu Farmakope Indonesia .
           Adapun perbandingan dengan literatur hal ini sesuai dengan literature dimana dalam farmakope Indonesia IV kadar paracetamol dalam tablet < 70% dan 110%.
           Adapun faktor kesalahan pada prakikum ini kemungkinan paracetamol yang digunakan sudah kadaluarsa atau terdapat kontaminan dalam sampel, selain itu fase gerak yang digunakan (aquades dan methanol) tidak murni atau terdapat zat pengotor sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal.
           Hubungan percobaan ini dengan dunia farmasi yaitu metode HPLC ini sangat populer untuk menetapkan kadar senyawa obat baik dalam bentuk sediaan maupun dalam bentuk senyawa hanyati, metode HPLC juga ini sering digunakan karna metode ini memberikan sensitifitas dan spesifitas yang tinggi.
          












BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
 Dari percobaaan yang dilakuakan dapt disimpulkan bahwa pecobaan HPLC dengan sampel paracetamol dan fasa gerak berupa aqudes dan methanol diperoleh hasil tertinggi pada waktu 02.29 menit degan kuantitas 28,69 % area, ketinggian 0,3 mau,area 0,1 mAU min dan % area sebesar 28,695 %. Selanjutnya dari perhitungan diperoleh a = 1, nilai b = 1 serta nilai  X = 27,696 dari data tersebut diperoleh  Cs = 2 %.
B.       Saran
1.        Untuk Laboratorium
Kami harapkan agar  alat-alat laboratorium dilengkapi dan washtafel di perbaiki serta bahan-bahan yang akan digunakan lebih bisa diperbaharui agar praktiku bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
2.        Untuk asisten
Diharapkan bimbingannya saat praktikum dilakukan agar kita tidak salah dalam melakukan prosedur dan menggunakan alat alat laboatorium.







DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., A.L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.  2002
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979
Hendayana, Sumar. Kimia pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2006
Petrucci, Ralph H dan seminar. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 1987
Petrucci. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 1996
Sudjadi. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM:  Yogyakarta. 1988
Tim Kimia Analitik Instrumen. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. 2009





laporan HPLC

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK  PERCOBAAN HPLC OLEH : FARMASI B NA...